Penyimpangan peraturan William Hill memperumit bisnis bagi pemilik baru 888

888 Holdings menyelesaikan pembelian William Hill

888 Holdings William Hill

Operator 888 berada dalam masalah besar saat bersiap untuk menerima denda rekor menyusul pelanggaran yang dilakukan oleh William Hill. Grup tersebut semakin kesulitan setelah penandatanganan perjanjian dengan Caesars Entertainment untuk membeli aset non-Amerika dari operator Inggris tersebut. Memang, akuisisi tersebut mendorong investasi besar dari 888 sementara hasil transaksi ini terbukti membawa malapetaka.

Akuisisi yang tidak membantu situasi 888

Menurut informasi yang didapat, William Hill bisa membayar denda sebesar 15 juta pound sterling dari Komisi Perjudian Inggris (UKGC). Namun, jumlahnya akan meningkat lebih dari £20 juta, lapor The Mail. Dalam menghadapi ketidakpastian ini, ini mungkin salah satu denda tertinggi di industri ini. Sanksi ini menjadi inti dari penyelidikan atas operasi William Hill. Di antara pelanggaran yang dikutip, perusahaan tersebut akan melanggar aturan yang ditujukan untuk memberantas pencucian uang dan tanggung jawab sosial. Ini bukan pertama kalinya operator menemukan dirinya dalam situasi ini karena regulator telah menghukumnya karena beberapa fakta serupa. Akibatnya, ia kehilangan lisensinya pada tahun 2022 yang mengarah pada inisiatif konkret yang dilakukan oleh Caesars dan 888.

Musim panas lalu, 888 menyelesaikan pembelian William Hill dari Caesars Entertainment seharga £2 miliar, atau $2,37 miliar. Kontrak tersebut menampilkan kasino online dan lebih dari 1.000 poin taruhan olahraga ritel. Sejak September 2021, 888 Holdings mencatat penurunan 85% di pasar saham. Kemunduran kelompok semakin parah setelah skandal penyetoran uang tanpa kendali. Apalagi, CEO Itai Pazner bahkan telah memutuskan untuk mengundurkan diri saat menjabat posisi ini selama lebih dari 20 tahun. Lord Mendelsohn, presiden 888, menjadi pengganti sementaranya.

Masalah berlanjut untuk 888

Saat ini, 888 sedang bersiap untuk membayar denda tertinggi dari regulator Inggris UKGC. Selain sanksi tersebut, perusahaan terus mengalami kemunduran dengan melanggar berbagai aturan APU dan aturan lainnya. Di hulu, ia menawarkan operasinya secara ilegal di Austria, catat Mahkamah Agung negara tersebut. Investigasi menemukan bahwa 888 dan Flutter sama sekali tidak diizinkan untuk mengeksploitasi sektor tersebut, kecuali Casinos Austria, satu-satunya perusahaan yang memiliki lisensi. Akibatnya, pengguna dapat mengklaim hak mereka berdasarkan data yang dikumpulkan. Secara keseluruhan, lebih dari 2.500 pemain memperoleh lebih dari 75 juta euro sebagai kompensasi dari berbagai operator.

Grup 888 belum selesai dengan denda peraturan karena pelanggaran standar yang ditetapkan ini. Aktivitasnya terus menurun dalam beberapa bulan dengan kerugian beberapa juta dolar.

Author: Eugene Rivera